"Totally Disgust Me!!"
Keren ya, kata-kata itu kerap keluar belakangan ini, dari mahluk hidup yang memang baru saja aku kenal, tapi lucunya justru yang belakangan menginspirasi semangatku..
Aku ga tau kenapa, 3 hal yang ada diotakku adalah :
(1) Someone, and it must be her best friend already told her all about me.
(2) Karena hal bodoh yang kulakukan pada akhir hari "baik-baik saja". Dan kemudian disusul kebodohan lainnya di hari terakhir "kita sudah tidak lagi ok".
(3) Optional, entah karena ucapan, twitt, atau hal lain yang membuatmu tersinggung, atau memang ada hal lain yang terjadi dalam duniamu yang membuatmu muak berikut serta aku tergulung didalamnya bagai tornado emosi yang membesar dan mengamuk pada semua hal tak pandang bulu..
Pledoi yang bisa aku sampaikan adalah :
(1) Aku pernah tanya sebelumnya diawal, "Apa kamu ga pernah tanya sama temanmu, atau mau tau siapa aku? Agar kamu tak seperti "someone who was walking with strangers". Kapanpun kamu bertanya pasti aku akan jujur.
(2) Yang ini aku salah, aku terbawa larut pada situation, opportunity, dan feeling, bukan hanya bodoh tapi memalukan untuk orang dalam posisiku, aku hanya akan berkata, "TIDAK ADA PEMBELAAN YANG MULIA"
(3) Ini yang aku butuh jawaban apa, karena aku bukan mentalis yang mampu membaca fikiran orang lain.Utamanya wanita.. yang dalam kalimat, sikap serta tindakannya memang rumit dimengerti.
Tapi ya sudahlah, Hal-hal yang terjadi dalam hidup, yang tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan sebelumnya, mungkin adalah cara Tuhan berkomunikasi.. pasti ada hal baik di belakang setiap peristiwa, yang buruk sekalipun..
Aku tak membenci, meski "Bangsat" melekat dinamaku dari mulut sempurnamu, dan ancaman gunting di wajahku, ya, aku memang menaruh otakku di pantat, di jempol kaki, So what? Kupikir memang aku hampir tidak punya kode etik dan aturan, aku sudah menghapus segala tetek-bengek kesopanan dan tutur laku, karena selalu kuingat.. "DON'T TRY TO LIVE SO WISE, 'CAUSE YOU WILL HATE YOURSELF IN THE END". Dan aku tak "sesempurna"mu..
Aku tak membenci, meski "Bangsat" melekat dinamaku dari mulut sempurnamu, dan ancaman gunting di wajahku, ya, aku memang menaruh otakku di pantat, di jempol kaki, So what? Kupikir memang aku hampir tidak punya kode etik dan aturan, aku sudah menghapus segala tetek-bengek kesopanan dan tutur laku, karena selalu kuingat.. "DON'T TRY TO LIVE SO WISE, 'CAUSE YOU WILL HATE YOURSELF IN THE END". Dan aku tak "sesempurna"mu..
Aku berhenti memaksa, aku berhenti mencoba, dan aku simpan "tak warasku" dalam kotak sifatku, untuk kasus yang satu ini. Bukan takut, atau malu, atau apa.. apalagi memang bukan untuk menjadi bijaksana, tapi karena aku tau, ini hanya soal roda waktu yang berputar, membawa pengalaman dan pelajaran pada gerobak emasnya.. untuk diingat dan tersenyum saat mengingatnya kelak.. Yah.. Ini hanya, Bagian Hidup..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar