Uwwh.. Huftt... *aku menarik dan menghembuskan nafas dalam-dalam*
Aku mulai terobsesi padamu, mencoba memahami tiap bait kerasmu di twitter (lewat akun lain tentunya yang tidak kamu sadari) , membaca tiap bait-bait blog yang kau ketikkan tentang dirimu yang mengeras karena waktu, yang survive karena otak dan pikiranmu mendewasa sebelum waktu yang kau butuhkan di deret usiamu.
Gila! Gila! Itu kata pertama yang terbersit di otakku saat membaca dan mencoba memahaminya, aku marah, aku penuh emosi, hampir saja setetes kesedihan jatuh di sudut mata ini andai saja aku tak sadar diriku pria. Aku mengerti.. aku yakin benar apa yang telah terjadi padamu.. pada hidupmu.. duniamu..
Arggghh!!! Damn! Fuck! Sick Life!
Maka aku tak menyalahkan kebencianmu padaku, dan aku menyadari tiap sisinya, cara kamu memandang, trauma yang tertanam dalam setiap inchi otakmu, jahatnya kehidupan yang telah menggores tiap jengkal hatimu.. wajar.. sangat wajar jika kau membeku sekeras batu, harus.. sangat harus kau begitu agar tak terus kalah pada duniamu yang tak pernah bersahabat..
Wanita seusiamu.. Oh God, Please.. Apa yang salah dengan dunia?! Tempat hukuman yang kamu sediakan untuk kesalahan Adam dan Hawa ini.. Aku hanya mampu menutup wajahku dengan kedua tanganku, mencengkeram bilur-bilur rambut dikepalaku lalu menjambaknya.. berharap setelahnya ketegangan di kepalaku berkurang.. Dunia yang kau beri ini kejam Tuhan.. Aku tak mengerti konsepnya.. sungguh..
Andai saja waktu tak membedakan usia, jalan cerita tak membedakan keadaan, dan aku bertemumu lebih cepat.. aku akan perjuangkan kamu, melindungimu, mencoba tuk selamatkan kamu.. dari semua waktu itu.. waktu yang merajam percayamu, waktu yang menodai tubuh dan jiwamu, waktu yang merusak masamu di kini dan nanti, waktu yang memberikan tiap rasa pahit yang kau kecap tentang LUKA..
Tapi kau tak butuh aku, dulu, kini, dan nanti, karena tak ada jalan untuk cerita aku dan kamu, Tuhan pertemukan kamu dan aku bukan untuk menjadi kita, tapi untuk menjadi memori tak tersimpan, hanya perlaluan hidup yang disinggahi untuk kemudian pergi tanpa rasa yang harus ditinggal sebagai momentum..
Jikapun suatu hari nanti Tuhan pertemukan kita lagi, kuharap untuk keadaan dan kesepakatan yang lebih baik dari sebelumnya.. aku akan tetap mengingatmu sahabat tersingkat, aku akan mengenangmu terus hingga sel-sel otakku mati kelak.. karena jika benar ada hal yang bernama "Sayang" , mungkin Tuhan sudah berikan itu buat hatiku yang aku sendiri tak tahu, entah apa maksudNya..
*Aku mengerti kemarahanmu, kamu pasti telah tahu tentang hidupku dari sahabatmu yang sebelumnya kukejar sebelum mengenalmu.. ya aku tau hidupku telah dimiliki, tapi entahlah, aku memang nakal, tp justru tak pernah merasakan seperti ini kepada sahabatmu.. tak se-obsesi ini.. aku tau kepadamu, bukan hanya sekedar kenakalan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar